Senin, 10 Agustus 2015

Email Cinta?

"Email Cinta? Kenapa bukan surat cinta aja, sih?" 

Surat dan email itu beda, Bro. Kalau surat pastinya tulis tangan asli di selembar kertas atau beberapa kertas kemudian dikirim ke orang yang dituju baik melewati pos atau dikirim langsung ke orangnya. Sedangkan email yaitu surat elektronik, tulisannya diketik dan dikirim ke alamat email yang dituju. Namun karena akhirannya adalah cinta, email cinta atau surat cinta, maka isi dari pesan yang disampaikan adalah membahas tentang cinta. Entah itu hanya menyatakan perasaannya atau lebih daripada itu, nembak lah istilahnya.

Dalam sejarah hidup gue sampai sekarang, pertama kali gue nerima surat cinta pas masih duduk di bangku SD namun gak gue tanggapi. Berlanjut ke bangku SMP, ini adalah kisah cinta pertama gue melalui surat. Gue pernah kirim surat cinta ke satu cowok seangkatan sama gue alias seumuran tapi beda kelas. Isinya sih peraturan-peraturan selama jadian (Yups! It's my first love), karena di jaman itu, gue masih belum diperbolehkan pegang ponsel, akhirnya melalui surat. Itu pas masih baru kelas tujuh. Di akhir masa SMP (udah putus sama yang tadi), gue pun masih tetap menggunakan surat sebagai media menyampaikan perasaan, padahal pas kelas sembilan, gue udah punya ponsel, cuma masalahnya, cowok yang ditaksir selama dua tahun itu, gue gak punya nomor ponselnya. Mau minta ke teman dekatnya aja gue malu, apalagi ke orangnya langsung. Hehehe. Di sini sih teman-teman gue pengin ikut cari tau nomor ponselnya, tapi gue nya juga gak mau sih (kalau kata lagu sih mau tapi malu). Dan akhirnya untuk pertama kali gue menyatakan perasaan gue terlebih dahulu melalui surat ke orang yang dituju, namun di tengah perjalanan sebelum kasih surat ke orang yang dituju, gue malah berhenti separuh jalan. Alhasil surat tersebut gue buang ke tong sampah sebelum dikasih ke orang yang dituju. Huhuhu .....

"Gue berpikir saat itu kayaknya belum saatnya deh, lagipula gue kan cewek, masa menyatakan perasaan terlebih dahulu?" begitulah bisikan-bisikan halus saat itu. 

Terlewat dari surat tersebut yang lupa gue robek terlebih dahulu, teman-teman cowok gue pun ternyata ada yang mungut surat itu (entah tuh teman gue bakat jadi pemulung atau gimana) dan yang lebih mengenaskannya lagi adalah yang mungut malah teman gue yang mulutnya kayak ember bocor. Saat itu gue gak tau deh mau ditaruh di mana muka gue yang udah kayak bawang merah. Padahal di surat tersebut gak ada nama pengirimnya, tapi karena tulisan gue mudah terdeteksi maka dengan mudahnya teman gue menduga surat tersebut dari gue. Oh ya, yang mungut itu teman sekelas gue, makanya mudah kenal tulisan gue. Pffft!!! Mungkin rasanya lebih persis maling yang ketangkap basah. 

Sejak saat itu, gue jadi baik-baikin teman cowok gue tadi, berharap gak mendobrak isi surat gue ke yang lainnya, ya meskipun teman-teman sekelas gue jadi tau semua. 

Singkat cerita setelah lulus SMP dan masuk ke sekolah berikutnya. Gue mengubur masa-masa tragedi surat cinta yang membuat uang jajan gue jadi terbagi ke teman cowok tadi. Selang beberapa minggu masih menghirup kehidupan baru di sekolah baru, gue pun agak kaget sejenak pas buka sms dari ponsel gue, ternyata oh ternyata dari cowok yang gue taksir selama dua tahun itu. Lo tau rasanya saat itu? Mungkin kayak ice cream mencair, deh. Meleleh mendadak gue. Satu sama lain jadi saling kenal dan makin mengenal, sampai akhirnya bahas mengenai surat yang tempo dulu gagal dikasih ke orangnya. Yang lebih mengejutkannya lagi sih, gue dan dia sama-sama menyimpan perasaan yang sama dalam tempo waktu yang sama. Dan kita pun (kayak) jadian. Itu pertama kalinya gue pacaran lagi di bangku SMK. 

Tapi semua gak lama seperti perasaan yang pernah tersimpan. Mungkin dalam hitungan dua atau tiga bulan semua terhapus begitu saja. Dan gue kenal dengan sosok baru yang menggantikannya, selama masa SMK bahkan sampai dengan lulus, gue justru bertahan dengan satu orang yang sebelumnya gue juga gak kenal tapi asik diajak ngobrol dan nyambung. Pas sama yang ini, gue juga pernah saling balas-balasan pesan lewat surat. Meskipun keduanya punya ponsel, tapi tulis tangan itu kayak ada different feel aja pas baca isinya.

Terlepas dari itu semua. Mungkin di jaman sekarang, sudah bukan jamannya lagi menyatakan perasaan lewat surat, kudu tulis tangan, capek (mungkin). Makanya deh alternatifnya adalah melalui surat elektronik alias email. Isi pesannya menyangkut soal perasaan, makanya disebut email cinta. Nuhun ya, gak gue screen capture, karena itu kan privasi. Hehehe. Dan sekarang juga kudu bisa menjawab dengan tepat dan sopan. Karena semakin dewasa tingkat kepribadian seseorang, maka hal yang dinyatakan lewat perasaan adalah hal yang menjorok pada jenjang keseriusan. 

Melalui email cinta ataupun surat cinta, apapun itu sampaikanlah perasaan dengan tulus dan jujur. Tapi kalau memang dirasa belum tepat menyampaikannya, tahanlah sebentar, karena buah kesabaran itu manis. 

***





Tidak ada komentar:

Posting Komentar