Rabu, 05 Agustus 2015

Alay

Pagi ini pas gue buka akun twitter, terselip beberapa tweets (yang menurut gue) alay dari segelintir orang. Bahasanya sih puitis-puitis hiperbola gitu, tapi kok pas dibaca malah agak ilfil gitu ya? Belum lagi di dalam racikan kalimatnya berisi curhatan semua.

Sumpah, setelah baca sambil komat-komit "alay", gue jadi berkaca diri. "Gue alay gak ya?" Kemudian gue duduk dan terdiam, merileksasikan diri masih dengan pertanyaan yang sama, "apakah gue termasuk kategori alay?" Karena gue pun sama, kadang suka memaparkan kalimat hiperbola gitu, ya meski tulisannya sudah berbeda. Dahulu kan belum mengenal typo, kata per kata disusun tak beraturan. Kalimat besar dan kecil bergantian menempel pada satu kata, belum lagi huruf A yang seringkali diganti jadi angka 4, huruf E diganti jadi angka 3, dan seterusnya. Makanya dulu pada masa gue sekolah, gue dan kalian (mungkin) sudah terjerumus dalam dunia peralayan. Alay itu konon penyakit anak muda yang sekarang dibilang "chili-chilian alias cabe-cabean". Ya keleus, dandanan kayak gue masih dibilang begitu.*Ceritanya gak mau dibilang alay*

Kategori alay jaman sekarang itu apa ya? Takutnya sudah beda jaman, sudah ada pergeseran makna tersebut. Tapi kayaknya tetap saja sama, ya? Dibilang alay kalau tulisan kalimatnya bikin ilfil dan enek (sorry), kalimat tulisannya juga penuh typo yang bikin sakit mata, terus juga apa yang dibahas ya gitu-gitu saja, curhatan pribadi diumbar semua. Contoh: qu chayang dy tp dy gak chayang qu. Setelah tulisan, hal yang termasuk dalam katalog alay adalah pose foto. Bedakan mana pose alay dan pose narsis atau sekedar foto biasa. Kemudian juga penampilan, nah coba deh perhatikan sekelompok pemudi yang biasanya dibilang "chili-chilian", dandanannya itu lho, ckckck *geleng-geleng kepala" dan terakhir, dikatakan alay apabila tingkah lakunya ya alay. Agak-agak gimana gitu, absurd tapi sok gaul tapi ..... hmmm apa ya? Bingung nulisnya gimana. Pokoknya alay gitu lah. 

Tapi ya, fakta selanjutnya tentang alay, ternyata kalau ada orang dibilang alay padahal sudah jelas masuk ke salah satu penghuni katalog alay, mereka itu biasanya membalikkan seruan alay tersebut. Misal si A bilang ke si B, "alay lo!" Lantas si B menjawab, "lo yang alay." Padahal mereka berdua sama-sama alay tapi gak mau ngaku. Haduh...haduh. 

"Alay...alay, alay kok gak mau dibilang alay?" Ceritanya gue lagi ngomong sama orang di depan cermin.

***

By the way, di awal kalimat gue mencantumkan kata "akun twitter", bagi kalian alayers atau mantan alayers yang masih menghuni di dunia twitter, boleh kali ah follow gue, @sharevaarnita. Akun ke tiga setelah aku pertama dan kedua sudah di blokade. Akun yang bermetamorfosis dari akun pertama @evaarnita kemudian akun kedua @earnita dan sekarang jadi seperti itu. Nah, alay kan gue, suka ganti-ganti nama akun. Hehehe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar