Jumat, 31 Juli 2015

Soal Pasangan Nanti

Kalau ditanya mau bagaimana pasanganmu nanti, pastilah banyak yang menginginkan kesempurnaan pada pasangannya, tapi justru lupa dengan ketidaksempurnaan dirinya sendiri.

Apalagi wanita, bukan hal yang jarang lagi jika mereka mampu menjawab hal demikian dengan lengkap dan spontan. Namun, kebanyakan dari mereka melihat hanya pada tampilan luarnya saja. Faktanya adalah mereka menginginkan pasangan yang ganteng, tajir, dan lainnya yang begitu perfeksionis. Dan saya pun sempat berpikiran seperti itu saat masih berada di bangku putih abu-abu jika sedang ngomongin masa depan. Anggapan tersebut biasanya hanya mampu membayangkan hidup yang indah dan enak saja. Padahal kenyataannya, banyak juga tuh mereka yang sudah memiliki pasangan yang sekiranya seperti itu namun tak bahagia sama sekali. Kasihan ya ....

Kalau dulu saya sempat berpikir begitu, sekarang pun pikiran saya tentang pasangan hanya satu jawabannya yaitu shalih. Cuma itu saja kok. Bahkan kriteria tersebutlah yang menurut saya lebih dari sebelumnya. Karena stok lelaki shalih sepertinya sudah limited edition. Dan karena saya menginginkan kriteria tersebut, otomatislah saya bercermin terhadap diri sendiri. Bahwasanya lelaki shalih patut disandingkan dengan wanita shalihah. So, sudahkah saya men-shalihah-kan diri? Jika belum, maka kuncinya adalah dengan terus memperbaiki diri.

"Lantas bagaimana dengan kehidupan sekarang yang dikit-dikit keluar uang jika yang dicari saja hanya pasangan yang shalih? Memangnya mau hidup susah?" begitulah pertanyaan selanjutnya yang biasa diterima. Gini lho dear, lelaki shalih itu pastilah akan bertanggung jawab dengan pasangannya, tidak mungkin menelantarkannya. Ia pasti akan berusaha untuk mencari nafkah. Hmm... emang kadang susah juga sih gimana menjelaskannya, kalau bicara dengan orang yang pandangannya adalah kesempurnaan hidup, bahkan soal keuangan saja perlu ditakar dan juga ada kriterianya. Pffft!!!

Mencari pasangan itu bukan hanya untuk kepentingan dunia, tapi juga memilih pasangan yang mampu membimbing ke jalanNya sampai selamat dunia dan akhirat.

Ya, harus diakui juga sih, se-pendosa-dosa nya saya, cuma itu saja yang saya inginkan. Keselamatan di dunia dan akhirat. Tapi ya namanya juga manusia, yang selalu dekat dengan kesalahan dan kekhilafan. Kadang kala lupaakan hakekat tersebut.

Oh ya, dalam memilih pasangan mungkin perioritas paling utama adalah soal agamanya. Jika yang lainnya terpenuhi, anggap saja itu semua adalah hadiah dariNya.

***

Edisi lagi "bener".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar